TELUKKUANTAN - Asusmsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau turun 10 persen pada perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2020.

Menurut Jafrinaldi, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kuansing, pemerintah pusat meminta daerah untuk menghitung ulang asumsi PAD. Hal itu dilakukan seiring terjadinya pandemi Covid-19.

"Dampak pandemi Covid-19 ini berdampak langsung ke wajib pajak. Dimana, orang tak lagi berkumpul akibatnya rumah makan kosong, tempat keramaian pengunjungnya kurang, tentu parkir pun tak ada," ujar Kaban Jafrinaldi, Senin (5/10/2020) di Telukkuantan.

andemi Covid-19, berdampak langsung pada penurunannya sektor-sektor pajak dan retribusi yang menjadi andalan PAD Kuansing. Menurut Kaban Jafrinaldi, Kuansing masih sedikit bila dibandingkan dengan daerah lain yang mencapai 30 persen sampai 40 persen. 

Faktor lain yang menyebabkan turunnya PAD adalah batalnya penerapan Perbup 84 tahun 2019 tentang Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

"Kita sudah menyusun NJOP. Dari sini, kita berharap ada peningkatan PAD. Tapi, batal kita terapkan karena pandemi Covid-19 ini," kata Jafrinaldi.

Dalam APBD murni 2020, asumsi PAD Kuansing sekitar 101 miliar lebih. Setelah dihitung ulang dan disahkan dalam APBD-P 2020, asumsi PAD Kuansing senilai Rp91 miliar lebih.*